SELAMAT DATANG DI BLOG SEDERHANAKU

Saturday, October 6, 2012

RENUNGAN : Antara Rp1000,00 dan Rp100.000,00


Uang Rp1.000,00 dan Rp100.000,00 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI).
Ketika bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat, secara tidak sengaja 3 bulan kemudian mereka bertemu lagi di dalam dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan; Uang Rp100. 000,00 bertanya kepada Rp1.000,00 “Kenapa badan kamu begitu lusuk, kotor dan bau amis?”Rp1.000,00 menjawab, “Karena aku begitu keluar dari Bank langsung di tangan orang-orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan, dan di tangan pengemis.”

Lalu Rp1.000,00 bertanya balik kepada Rp100.000,00 “Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?”

Rp100.000,00 menjawab, “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik, dan aku dibawa mampir orang-orang di restoran mahal, di mall, dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.”



Lalu Rp1.000,00 bertanya lagi, “Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah?”

Rp100.000,00 menjawab, “Belum pernah”

Rp1.000,00 pun berkata lagi, “Ketahuilah walaupun aku hanya Rp1.000,00, tetapi aku selalu mampir di seluruh tempat ibadah dan di tangan anak-anak yatim piatu serta fakir miskin bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang bukan sebuah nilai, tetapi adalah sebuah manfaat.”

Akhirnya menangislah Rp100.000,00 karena merasa besar, hebat, tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini. Jadi, bukan seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bermanfaat penghasilan kita pakai untuk ke jalan yang benar. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan.

Sumber : Beneran Ada dengan sedikit editan.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar terhadap tulisan ini, tapi dengan kata2 yang baik ya! Heehehehe....