Seni
melipat kertas atau origami adalah suatu seni yang berasal dari Cina
yang diperkenalkan oleh seorang yang bernama Ts’ai Lun yang awal mulanya
terbuat dari kertas yang berasal dari hancuran tumbuhan dan kain yang
sudah tidak terpakai. Pada abad ke enam, origami ini dibawa ke Spanyol
dan Jepang dan hingga kini sudah sangat populer di Indonesia. Kebanyakan
anak-anak TK dan SD sudah diajarkan cara membuat bermacam-macam bentuk
dari kertas lipat atau origami paper. Dengan bermacam-macam warna
(merah, kuning, orange, ungu, hijau) mampu menarik perhatian anak-anak
kecil untuk mau mencoba membuat berbagai bentuk, seperti membuat kapal,
topi, kincir angin dan pesawat.
Di negara asalnya, origami ini juga dipakai saat mengajar anak-anak di TK yang termasuk tidak bisa diam di kelas sangat antusias waktu menikuti tahapan pembuatan origami ini. Anak-anak dengan tekun mengikuti panduan yang diberikan oleh sang guru sambil melakukan gerakan-gerakan melipat dan dapat mengembangkan daya cipta. Dan hal ini mampu mengembangkan sistem syaraf motorik.
Nah..karena seni melipat ini bisa membentuk berbagai macam bentuk. Maka seni melipat ini juga bisa memperkenalkan nama-nama hewan, termasuk burung. Banyaknya informasi mengenai flu burung di masyarakat, menyebabkan orang tua sangat takut untuk membawa anak-anak mereka mengamati berbagai jenis burung di alam bebas. Seni melipat atau origami ini bisa menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan nama-nama burung di alam. Seperti membuat burung angsa, layang-layang, pinguin, walet bahkan Merak. Selain itu, orangtua bisa menambahkan informasi tambahan, seperti memperkenalkan bagian-bagian burung ( paruh, sayap, kaki, ekor) juga asal dan habitat dari burung-burung tersebut.
Dengan seni melipat ini orang tua tidak perlu khawatir anak-anaknya tidak tahu nama-nama burung di saat mereka besar. Di berbagai toko banyak buku-buku dan kertas lipat yang mengajarkan cara membuat berbagai bentuk seperti membuat ikan, burung, binatang, dll. Anak-anak pasti senang bermain sambil belajar, asalkan orangtua juga sabar saat melalui tahap-tahapan melipat.
Ini salah satu contoh seni melipat, yaitu membuat Burung Merak. Dan selamat mencoba!!
Di negara asalnya, origami ini juga dipakai saat mengajar anak-anak di TK yang termasuk tidak bisa diam di kelas sangat antusias waktu menikuti tahapan pembuatan origami ini. Anak-anak dengan tekun mengikuti panduan yang diberikan oleh sang guru sambil melakukan gerakan-gerakan melipat dan dapat mengembangkan daya cipta. Dan hal ini mampu mengembangkan sistem syaraf motorik.
Nah..karena seni melipat ini bisa membentuk berbagai macam bentuk. Maka seni melipat ini juga bisa memperkenalkan nama-nama hewan, termasuk burung. Banyaknya informasi mengenai flu burung di masyarakat, menyebabkan orang tua sangat takut untuk membawa anak-anak mereka mengamati berbagai jenis burung di alam bebas. Seni melipat atau origami ini bisa menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan nama-nama burung di alam. Seperti membuat burung angsa, layang-layang, pinguin, walet bahkan Merak. Selain itu, orangtua bisa menambahkan informasi tambahan, seperti memperkenalkan bagian-bagian burung ( paruh, sayap, kaki, ekor) juga asal dan habitat dari burung-burung tersebut.
Dengan seni melipat ini orang tua tidak perlu khawatir anak-anaknya tidak tahu nama-nama burung di saat mereka besar. Di berbagai toko banyak buku-buku dan kertas lipat yang mengajarkan cara membuat berbagai bentuk seperti membuat ikan, burung, binatang, dll. Anak-anak pasti senang bermain sambil belajar, asalkan orangtua juga sabar saat melalui tahap-tahapan melipat.
Ini salah satu contoh seni melipat, yaitu membuat Burung Merak. Dan selamat mencoba!!
GOOD LUCK
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar terhadap tulisan ini, tapi dengan kata2 yang baik ya! Heehehehe....